Sabtu, 30 Maret 2013

Pemakaman atau Kremasi

Pilih Pemakaman atau Kremasi?
Tinjauan atas praktek iman Katolik F.X. Didik Bagiyowinadi Pr

Sebagai orang Katolik manakah yang boleh kita pilih: pemakaman atau kremasi? Keduanya diperbolehkan. Tetapi manakah yang sebaiknya dipilih, kita simak pernyataan Gereja ini, “Gereja menganjurkan dengan sangat, agar kebiasaan saleh untuk mengebumikan jenazah dipertahankan; namun Gereja tidak melarang kremasi, kecuali cara itu dipilih demi alasan-alasan yang bertentangan dengan ajaran kristiani” (Kan. 1176$3).
Prioritas pada Pemakaman Gereja memprioritaskan jenazah untuk dimakamkan daripada dikremasi dengan alasan: Hal itu sesuai dengan praktek dalam Perjanjian Lama (Abraham, Ishak, Musa, dsb) dan Perjanjian Baru (Yesus, Stefanus). Bahkan Perjanjian Lama melihat jenazah yang tidak dikuburkan tetapi hangus dalam api sebagai hukuman Tuhan, mis. Sodom-Gomora (Kej 19:1-29), Jezebel (2 Raj 9:30-37),dan keturunan Ahab (1 Raj 21:17-24). Dengan dimakamkan simbolisasi untuk dibangkitkan oleh Kristus pada akhir zaman menjadi lebih jelas. Demikian pula sesuai dengan ilustrasi St. Paulus seperti benih yang ditaburkan ke tanah (1 Kor 15).
Pada masa penganiayaan Gereja oleh kekaisaran Romawi, jenazah para martir dimakamkan secara rahasia di kuburan bawah tanah yang disebut dengan katakombe. Mereka tidak mengikuti kebiasaan kafir Romawi yang membakar jenazah. Gereja Katolik baru mengizinkan praktek kremasi pada tahun 1969. Namun, dengan memberi catatan bahwa alasan kremasi tidak boleh bertentangan dengan iman kristiani. Mengapa Kremasi Diperkenankan?
Ada banyak alasan mengapa orang Katolik memilih kremasi dan hal itu bisa diterima oleh Gereja. Misalnya, alasan higienis pada jenazah yang mempunyai penyakit menular. Alasan ekonomis karena sedikitnya lahan untuk pemakaman, misalnya di Singapura. Alasan praktis dalam kasus korban kecelakaan yang jenazahnya hancur. Atau, bisa jadi sekedar mengikuti tradisi dan kebiasaan leluhur tanpa harus menolak iman akan kebangkitan badan.
Kremasi dan Kebangkitan Badan Dalam diskusi apakah kremasi itu tidak bertentangan dengan iman Kristen, salah satu hal yang dipersoalkan adalah bagaimana mungkin orang yang dikremasi bisa turut dalam kebangkitan badan? Untuk menjawab keberatan ini mari kita melihat ajaran St. Paulus dalam 1 Kor 15:44, “Yang ditaburkan adalah tubuh alamiah, yang dibangkitkan adalah tubuh rohaniah”. Jadi, yang dibangkitkan pada akhir zaman nanti adalah tubuh rohaniah yang berbeda dengan tubuh alamiah yang dimakamkan, dikremasi, hilang di laut, hancur terkena bom Bali, ataupun dimangsa binatang liar. Bukankah tubuh alamiah yang dimakamkan pun akan terurai dengan tanah? Bagaimanakah tubuh rohaniah itu?
Gambaran tubuh rohaniah setelah kebangkitan bisa kita lihat pada Tubuh Yesus setelah kebangkitan, di satu pihak ada kemiripan dengan tubuh-Nya sebelum meninggal, ada lima luka di telapak tangan, lambung, dan kedua kaki. Tetapi, di lain pihak tidak sama persis dengan Tubuh-Nya saat disalibkan sehingga para murid sulit untuk langsung mengenali-Nya. Hal ini berbeda dengan kebangkitan Lazarus yang kemudian akan mati lagi. Mungkin Anda bertanya, bagaimana mungkin tubuh yang dikremasi dan menjadi abu [sebenarnya partikel-partikel tulang] itu bisa dibangkitkan oleh Tuhan? Jawabannya tentu saja Tuhan jauh lebih kuasa daripada pemikiran kita. Apalagi yang dibangkitkan adalah tubuh rohaniah.
Dalam Kitab Wahyu 20:13 juga disebutkan penghakiman bagi mereka yang tidak dimakamkan, “Maka laut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan maut dan kerajaan maut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan mereka dihakimi masing-masing menurut perbuatannya.” Jadi, apakah jenazah kita dimakamkan ataukah dikremasi kita tetap akan dihakimi dan dibangkitkan dalam tubuh rohaniah. Jiwa kita yang abadi tidak akan hilang, melainkan menerima kebahagiaan kekal atau hukuman kekal. Alasan yang Bertentangan dengan Iman Katolik Hukum Gereja di atas memberi syarat bahwa alasan kremasi tidak boleh bertentangan dengan iman Katolik, khususnya iman akan kebangkitan badan. Setidaknya ada dua alasan kremasi yang bertentangan dengan iman Katolik:
  1. Orang-orang Yunani dan Romawi mengkremasi jenazah dengan alasan bahwa tubuh adalah penjara jiwa. Kematian justru melepaskan jiwa dari penjaranya. Maka mereka merasa tak perlu repot-repot lagi dengan jenazah yang bagi mereka sekedar penjara jiwa. Paham Yahudi-Kristiani melihat badan-jiwa-roh manusia adalah satu-kesatuan. Maka setelah kematian mereka menantikan adanya kebangkitan badan. Kebangkitan Yesus Kristus dari kematian memberi jaminan akan kebangkitan kita dan kemenangan atas kuasa maut. 
  2. Mereka yang menerima paham reinkarnasi menganggap bahwa kremasi akan mempercepat proses manusia lepas dari putaran reinkarnasi. 
Dalam paham panteisme, kremasi menjadikan jenazah orang itu segera bersatu dengan alam semesta. Paham demikian bertentangan dengan iman kristiani. Setiap orang diciptakan Tuhan secara unik. Pada akhir hidupnya masing-masing mesti mempertanggungjawabkan perbuatannya “Manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja dan sesudah itu dihakimi” (Ibr 9:27). Mungkin ada yang berpikir, apakah surga bisa menampung semua orang yang pernah hidup di dunia ini sejak zaman purbakala? Pemikiran demikian terlalu materialistis. Kita bisa memegang janji Tuhan Yesus sendiri, “Di rumah Bapa-Ku ada banyak tempat tinggal.” Abu Kremasi Mesti Diapakan?
Dalam Order of Christian Funerals bagian Appendiks II no. 417 yang diterbitkan pada tahun 1997, diberikan catatan bagaimana kita mesti memperlakukan abu kremasi [sebenarnya partikel-partikel tulang]. Dua praktek yang dilarang adalah: penaburan/pelarungan abu kremasi ke laut/sungai, entah dari udara atau dari pantai, dan penyimpanan abu kremasi di rumah sanak kerabat atau sahabat.
Gereja menganjurkan agar abu kremasi itu dimakamkan di pemakaman atau disemayamkan di mausoleum atau columbarium. Saat ini di tempat ziarah Pohsarang, Kediri, sudah ada tempat columbarium untuk menyemayamkan abu kremasi. Gereja menganjurkan agar abu kremasi dimakamkan atau disemayamkan di mausoleum/columbarium agar ada tempat untuk mengingat pribadi yang meninggal sekaligus tempat kita berziarah dan berdoa.
Demikianlah beberapa hal yang mesti dipertimbangkan dalam memilih pemakaman atau kremasi. Maka dalam kondisi normal sebaiknya kita lebih memilih pemakaman Katolik. Namun bila suara hati kita condong memilih kremasi dengan alasan yang tidak bertentangan dengan iman Katolik, Gereja akan tetap melayani.

Sumber: F.X. Didik Bagiyowinadi Pr, SAKRAMEN PENYEMBUHAN - (Yogyakata: Pustaka Nusatama, 2007) hlm. 98-103.

Kristus Raja Semesta Vs Black Magic

Kristus Raja Semesta Vs Black Magic
F.X. Didik Bagiyowinadi Pr

Setiap akhir tahun liturgi Gereja Katolik merayakan Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam.
Apa makna hari raya ini bagi penghayatan iman kita?
Sungguhkah Kristus berkuasa atas alam semesta?
Bisakah kuasa Kristus kita alami di zaman modern ini?
Bagaimana seandainya ada umat Katolik yang terkena guna-guna, black magic, dll; bisakah kuasa Kristus mengalahkannya?
Ataukah terpaksa kita mesti pergi kepada “orang-orang pintar”?
Dan apa konsekuensinya manakala kita mengakui Kristus sebagai raja kita? Kristus: Pribadi yang Penuh Kuasa Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam menyadarkan kita bahwa Tuhan Yesus Kristus junjungan kita adalah benar-benar pribadi yang mahakuasa. Dia berkuasa dan berwibawa dalam perkataan dan perbuatan (bdk. Mrk 1:27; Luk 4:32; Luk 24:19).
Dalam pengajaran-Nya, Yesus tidak mengutip pendapat para nabi dan rabbi-rabbi terkenal, tetapi berani berkata, “Tetapi Aku berkata kepadamu...” (lih Mat 5:17-48).
Sabda-Nya penuh daya kuasa, banyak mukjijat terjadi melalui Sabda-Nya. Dia menyembuhkan si lumpuh dengan sabda-Nya saja (Luk 5:24-25), begitu juga penyembuhan jarak jauh terhadap anak pegawai istana (Yoh 4:46-54).
Sentuhan-Nya juga berdaya kuasa, begitu dijamah, si kusta menjadi tahir (Luk 5:13) dan demam ibu mertua Petrus langsung lenyap (Mrk 1:31).
Ludah Yesus yang diaduk dengan tanah dan dioleskan pada mata si buta bisa menyembuhkannya (Yoh 9:6).
Begitu juga dari jumbai jubah Yesus, mengalir kuasa yang mampu menyembuhkan ibu yang sudah 12 tahun sakit pendarahan (Mrk 5:27-29; bdk. Mrk 6:56= semua orang yang menjamah-Nya menjadi sembuh!).
Bukan hanya penyakit, roh-roh jahat pun tunduk kepada Yesus. Sekali diusir keluar dari seseorang, roh-roh jahat langsung takhluk (Mrk 5:6-10). Yesus melarang setan-setan berbicara sebab mereka mengenal Dia (Mrk 1:34). Kata-Nya, “Jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu” (Luk 11:20). Bahkan kekuatan alam pun tunduk di hadapan Yesus! Yesus bisa berjalan di atas air dan meredakan angin ribut (Mat 14:22-33). Yesus juga sanggup menghidupkan kembali anak perempuan Yairus (Mrk 5:35-43), pemuda dari Nain (Luk 7:11-17), dan Lazarus yang sudah tak bernyawa (Yoh 11:1-43). Rasul Petrus pun sanggup menyembuhkan orang lumpuh sejak lahir dalam nama Yesus, “Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!” (Kis 3:5).
Lebih dari itu semua, dengan bangkit dari kematian-Nya, Yesus berhasil mengalahkan kuasa dosa dan kerajaan Maut (1 Kor 15:26). Masihkah Kuasa Yesus Kita Alami Sekarang? Pertanyaannya untuk kita sekarang, sungguhkah semua itu bisa kita alami saat ini? Masihkah kuasa Yesus menjadi nyata dalam zaman modern ini? Sungguhkah Kristus membebaskan kita dari belenggu berbagai ketakhayulan: hari baik-hari buruk, nasib dan karakter buruk yang konon dipengaruhi oleh shio/weton, ancaman “Bathara Kala” yang konon membutuhkan ruwatan, dsb. Bagaimana dengan fenomena “dunia yang tak kelihatan” yang sebenarnya juga kita akui dalam Syahadat yang panjang? Sungguhkah pengikut Kristus tidak mempan oleh berbagai guna-guna dan santet? Sungguhkah kuasa Kristus mengalahkan semua gangguan black magic itu? Ataukah kita mesti lari kepada “orang-orang pintar”?
Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam mau mengingatkan kita bahwa Kristus sungguh berkuasa dan sudah menaklukkan segala ketakhayulan, gangguan “dunia yang tak kelihatan”, dan ulah black magic. Bagaimana hal itu terbukti dari pengalaman? Saya mau mensharingkan beberapa “kejadian aneh” yang dialami oleh tiga orang umat Katolik yang menunjukkan bahwa kuasa Kristus ternyata sungguh masih terjadi hingga saat ini dan di sini. Dan saya bersyukur saat bertugas di paroki itu boleh menjadi “saksi” atas peristiwa-peristiwa ini sehingga bisa mensharingkan dalam tulisan singkat ini.
Pertama, seorang gadis sempat menghilang tiga hari dari rumahnya sehingga membuat bingung keluarganya. Saat kembali ke rumah dia berkisah selama tiga hari itu merasa bingung dan ketakutan, dia merasa ada teman kerja yang mengguna-gunainya. Bahkan sampai di rumah pun dia masih terbayang-bayang wajah pria yang mengganggunya. Namun, setelah pengakuan dosa dan pemberkatan rumah, gangguan itu pun hilang. Kedua, seorang ibu yang baru melahirkan merasa kesakitan setiap Maghrib dan jam 12 malam! Setelah pengakuan dosa, puasa ala Katolik selama tiga hari, dan rumahnya diberkati, gangguan itu pun hilang! Namun, gangguan dalam bentuk lain berpindah ke tempat kerjanya. Dia mengalami sakit migrain setiap kali berada di ruang kerjanya, tapi bila berada di luar ruangan, migrainnya sembuh. Namun, begitu balik ke ruang kerja lagi, migrainnya kambuh! Setelah konsultasi dengan romo, dia pun berangkat pagi-pagi lantas memerciki seluruh ruang kerjanya dengan air suci yang tersisa dari pemberkatan rumahnya. Aneh, sakit migrainnya pun sembuh dan tak pernah kambuh. Temannya yang satu ruangan malahan bertanya, “Kamu melu ngelmu apa?” [Kamu mengikuti atau mempunyai “ilmu spiritual” apa?] Ketiga, seorang ibu lain lagi mengalamai bahwa ada benjolan-benjolan di sekujur tubuhnya. Dokter ahli kulit yang memeriksanya tak bisa mendiagnosa penyakitnya. Makin hari demam ibu ini makin tinggi sehingga tidak bisa bekerja. Bahkan, saat [maaf] ke belakang, ada tiga petasan kecil keluar dari tubuhnya! Selain dia, pembantu rumah tangganya menjadi saksi mata. Setelah rumahnya diberkati dan dia menerima sakramen pengurapan orang sakit, sekitar satu jam kemudian benjolan-benjolan pada tubuhnya itu pecah, dan keluar darah dan nanah! Ibu itu pun menjadi sembuh. Melalui Sakramen + Sakramentali Apa yang menarik dari ketiga kejadian aneh tadi? Pertama, sampai saat ini kuasa Kristus sungguh masih nyata! Kuasa Kristus mampu mematahkan gangguan black magic yang berasal dari kuasa kegelapan. Jadi, kita tak perlu merasa ragu-ragu lagi akan kuasa dan perlindungan Tuhan Yesus. Dan Tuhan Yesus telah mengajarkan, “Jenis ini tidak dapat diusair kecuali dengan berdoa (Mark 9:29) [dan berpuasa (Mat 17:21)].”
Kedua, cara yang dipakai adalah melalui sakramen (sakramen pengakuan dosa, sakramen pengurapan orang sakit) dan sakramentali (pemberkatan rumah, air suci). Hal ini meneguhkan apa yang diajarkan oleh Gereja bahwa Sakramen dan Sakramentali merupakan cara yang lazim dan biasa dipakai oleh Tuhan untuk mencurahkan rahmat-Nya (bdk. KGK 1257: Tuhan telah mengikatkan keselamatan pada Sakramen Pembaptisan, tetapi Ia sendiri tidak terikat pada Sakramen-Sakramen-Nya). Kalau sudah tahu ada cara yang lazim dan biasa, tak perlu kita mencari-cari alternatif “luar biasa”, apalagi bila hal itu bertentangan dengan iman.
Ketiga, dengan berbeda-bedanya sarana sakramen dan sakramentali yang digunakan dalam ketiga kasus di atas, justru memperjelas bagi kita bahwa yang utama adalah Kristus. Perkara sarana yang digunakan, tak perlu dimutlakkan. Memutlakkan salah satu sarana, justru akan membuat kita jatuh pada bahaya takhayul (missal anggapan bahwa: asalkan rumahku diberkati, pasti semua beres). Dengan memanfaatkan sarana sakramen-sakramentali, itu berarti manakala menghadapi kasus-kasus demikian kita bisa minta doa dan pelayanan dari setiap imam, juga pastor paroki Anda. Tak perlu kita mengkultuskan imam tertentu, apalagi yang kita anggap “semi dukun”. Semua imam, berkat rahmat tahbisan imamatnya, bisa menerimakan sakramen dan sakramentali kepada kita. Dirajai oleh Kristus Mari kita mengandalkan kuasa dan perlindungan Kristus. Bila kita tinggal dalam firman-Nya, hidup dalam kasih seperti yang diajarkan-Nya, niscaya kita menikmati perlindungan-Nya. Mari kita mempersilakan Tuhan Yesus Kristus merajai hati kita, memimpin hidup kita, dan menguasai seluruh budi dan kehendak kita. Niscaya kita akan menikmati kuasa dan perlindungan-Nya.
Semoga.

Sumber: F.X. Didik Bagiyowinadi Pr,
Di Tengah Berbagai Angin Pengajaran (Malang: Dioma, 2005) hlm. 144-149.

Santo-Santa 30 Maret

Santo-Santa 30 Maret 

Santo Yohanes Klimakus, 

Pertapa Kisah masa kecil dan masa muda Yohanes Klimakus kurang diketahui dengan pasti. Banyak orang menduga bahwa ia berasal dari Palestina dan telah berkeluarga sewaktu memasuki biara pertapaan di gunung Sinai. Ia dikenal sebagai seseorang yang mampu bertahan terhadap aneka macam cobaan. Ia mampu mengekang dirinya terhadap segala macam godaan. Setelah selesai masa novisiatnya selama 4 tahun, ia mengikrarkan kaulnya. Melihat kepribadiannya yang menarik, Abbas biara itu meramalkan bahwa Yohanes akan menjadi Terang Besar bagi Gereja. Beberapa tahun setelah kaulnya, Yohanes mengundurkan diri dari pertapaan gunung Sinai itu dan memencilkan diri ke gurun pasir yang sunyi. Disana ia mempelajari riwayat para Kudus serta berbagai tulisan mereka. Usaha ini berhasil membentuk kepribadiannya menjadi seorang yang bijaksana dan suci. Banyak orang yang tertarik dengan kepribadiannya yang rajin datang meminta nasehat dan bimbingannya. Ia sendiripun sangat sering mengunjungi para pertapa lain di Mesir. Tentang para pertapa Mesir itu, Yohanes berkata: Kebanyakan mereka sudah tua; rambut mereka sudah putih termakan usia; kulit mereka berkerut keriput; tetapi wajah mereka ceria dan memancarkan kebijaksanaan hidup yang mendalam; keramahan dan kegembiraan mereka membuat saya senang berada diantara mereka; hati mereka tertuju kepada Allah dalam kepolosan dan kemurnian.
Dalam usia 70 tahun, Yohanes dipilih sebagai Abbas di tempat pertapaan di Gunung Sinai. Ia menulis sebuah buku mengenai kesempurnaan hidup Kristiani, yang terkenal selama berabad - abad. Pada hari- hari menjelang kematiannya, ia mengundurkan diri ketempat sunyi untuk berdoa dan bertapa. Ia meninggal pada tahun 649.

Santa Roswita, 

Pengaku Iman Roswita hidup antara tahun 935- 1000. orang tuanya yang kaya itu memasukan dia dalam biara Gandersheim di Jerman untuk dididik oleh suster- suster di biara itu. Mereka berharap anaknya bisa memperoleh pendidikan yang baik. Sesudah dewasa, Roswita memutuskan untuk menjadi suster di biara itu. Suster Roswita pandai menggubah syair dan mengarang buku- buku roman dan buku- buku keagamaan.

Kamis, 28 Maret 2013


Devosi Kepada Kerahiman Ilahi

Gambar Yesus Maharahim dengan tulisan: JEZU, UFAM TOBIE (YESUS, ENGKAU ANDALANKU) diperlihatkan kepada Sr. Faustina oleh Yesus sendiri pada penampakan-Nya tanggal 22 Februari 1931. Dua sinar pada gambar tersebut melambangkan darah dan air. Sinar yang merah melambangkan darah yang memberi hidup bagi jiwa-jiwa dan sinar yang pucat melambangkan air yang menguduskan jiwa-jiwa. Dua sinar itu keluar dari kerahiman Yesus ketika hati-Nya ditusuk dengan tombak saat disalib.


Doa Koronka

Doa Koronka / Kerahiman diajarkan Tuhan Yesus sendiri pada penampakan tahun 1935 kepada Suster Faustina.
Doa ini didaraskan dengan menggunakan Rosario biasa, dan hendaknya di lakukan pada jam tiga sore.

Dalam Nama Bapa ...
Bapa Kami ...
Salam Maria ...
Aku Percaya ...

Kemudian pada manik besar (Bapa Kami) didoakan:
Bapa yang kekal kupersembahkan kepada-Mu, Tubuh dan Darah, Jiwa dan Ke-Illahi-an Putera-Mu terkasih Tuhan kami Yesus Kristus, sebagai pemulihan dosa-dosa kami dan dosa seluruh dunia.

Pada setiap sepuluhan manik kecil (Salam Maria) didoakan:
Demi sengsara Yesus yang pedih, tunjukkanlah belaskasih-Mu kepada kami dan seluruh dunia.

Diakhiri dengan tiga kali mengucapkan
Allah yang kudus, kudus dan berkuasa, kudus dan kekal, kasihanilah kami dan seluruh dunia. Amin

Novena Kerahiman Ilahi

Pada tahun 2002 Paus Yohanes Paulus II mendedikasikan Hari Minggu Paskah II sebagai Pesta Kerahiman Ilahi. Dan tiga tahun kemudian pada tanggal 2 April 2005 , Allah berkenan memberi beliau kehormatan besar untuk meninggal dunia tepat pada hari Pesta Kerahiman Illahi. Kini ia berbahagia di Surga, merayakan Paskah Abadi dan memuji Kerahiman Illahi selamanya. Doakanlah kami o Bapa Suci Yohanes Paulus II, agar kami layak menerima janji dan kerahiman Kristus Tuhan kita.

Novena ini bisa diadakan kapan saja, tetapi teristimewa adalah pada Jumat Agung sampai Minggu Paskah ke II
Bacalah bagian Kitab Suci yang ditentukan pada hari itu, dan renungkanlah … setelah itu doakanlah teks Novena dan disusul dengan Doa Koronka.

Hari Pertama

Meditasi Kitab Suci : Luk15:1-10

Marilah kita berdoa memohon Kerahiman Illahi untuk seluruh umat manusia.

Yesus yang Maharahim, Engkau mengasihi kami dan mengampuni kami. Janganlah Engkau memperhitungkan dosa kami, tetapi perhatikanlah harapan kami kepada kebaikan-Mu yang tak terbatas. Terimalah kami semua ke dalam hati-Mu yang Maharahim dan jangan singkirkan kami dari sana untuk selama-lamanya. Semuanya ini kami mohon demi cinta-Mu yang mempersatukan Dikau dengan Bapa dan Roh Kudus.

Bapa yang kekal, pandanglah dengan mata-Mu yang penuh Kerahiman pada seluruh umat manusia, khususnya pada para pendosa yang merana. Mereka memanjatkan harapan tunggal pada hati Maharahim Putera-Mu dan Tuhan kami Yesus Kristus. Demi kesengsaraan-Nya yang dahsyat, limpahkanlah kerahiman-Mu kepada kami, supaya kami semua dapat memuliakan kekuasaan-Mu untuk selama-lamanya. Amin
dilanjutkan dengan doa Koronka.

Hari Kedua

Meditasi Kitab Suci : Mat9:35-38

Marilah kita berdoa bagi para Imam yang menjadi perantara Kerahiman Allah bagi umat manusia.

Yesus yang Maharahim, sumber segala kebaikan. Lipat gandakanlah rahmat-Mu bagi para Imam dan Religius supaya dengan pantas dan dengan hasil yang baik, mereka melaksanakan tugasnya di kebun anggur-Mu. Supaya melalui sabda dan teladan yang baik, mereka dapat menarik semua orang kepada devosi yang pantas kepada Kerahiman Illahi selama-lamanya.

Bapa yang kekal, pandanglah dengan mata-Mu yang penuh kerahiman pada para pekerja dalam kebun anggur-Mu, pada jiwa para Imam dan Religius yang menjadi pelaksana cinta kasih khusus dari Putera-Mu Tuhan kami Yesus Kristus. Berilah pada mereka kekuatan berkat-Mu dan terang khusus, supaya mereka dapat memimpin banyak orang ke jalan keselamatan dan supaya mereka dapat menurunkan kerahiman-Mu. Amin
dilanjutkan dengan doa Koronka.

Hari Ketiga

Meditasi Kitab Suci : 1Ptr2:1-10

Marilah kita berdoa bagi seluruh umat Allah.

Yesus yang Maharahim, yang memberi rahmat berlimpah dari perbendaharaan Kerahiman Illahi, terimalah seluruh anggota Gereja-Mu yang dengan setia berlindung dalam kemah hati-Mu yang Maharahim. Janganlah menyingkirkan kami dari sana untuk selama-lamanya. Semuanya ini kami mohon demi cinta kasih yang menyatukan Dikau dengan Bapa dan Roh Kudus.

Bapa yang kekal, pandanglah dengan mata penuh kerahiman-Mu pada jiwa-jiwa yang setia, yang merupakan harta Putera-Mu berkat sengsara-Nya yang dahsyat itu. Berikanlah mereka berkat-Mu dan jagalah mereka selalu, supaya mereka tidak pernah mengalami kehilangan cinta dan mutiara iman yang suci. Supaya bersama semua malaikat dan para kudus, mereka dapat memuji kerahiman-Mu yang tak terbatas selama-lamanya. Amin
dilanjutkan dengan doa Koronka.

Hari Keempat

Meditasi Kitab Suci : Why21:5-8

Marilah kita berdoa bagi orang-orang yang belum mengenal Kerahiman Illahi.

Yesus yang Maharahim, sumber cahaya bagi seluruh dunia, terimalah ke dalam hati-Mu yang berbelas kasih, jiwa-jiwa orang kafir yang tidak mau percaya dan yang belum mengenal Dikau. Semoga sinar cahaya rahmat-Mu menerangi mereka, supaya mereka bersama seluruh umat-Mu dapat memuji kerahiman-Mu untuk selama-lamanya.

Bapa yang kekal, pandanglah dengan mata penuh kerahiman pada jiwa-jiwa orang kafir dan yang mereka yang tidak percaya akan Engkau satu-satunya Allah yang benar, yang belum mengenal hati berbelaskasih Putera-Mu dan Tuhan kami Yesus Kristus. Semoga mereka akan tertarik kepada cahaya terang Injil, sehingga dapat mengerti betapa bahagia mencintai Engkau dan memuji kerahiman-Mu untuk selama-lamanya. Amin
dilanjutkan dengan doa Koronka.

Hari Kelima

Meditasi Kitab Suci : Ef4:2-7 ; Ef4:11-16

Marilah kita berdoa bagi orang-orang yang mengaku dirinya Kristen namun terpisah dari Gereja yang Satu, Kudus, Katolik dan Apostolik.

Yesus yang Maharahim, Engkaulah sumber segala kebaikan dan tidak akan menolak permintaan orang yang dengan rendah hati memohon terang-Mu. Terimalah ke dalam kemah hati-Mu yang maharahim jiwa-jiwa orang yang tersesat dan iman yang sejati dan benar yang memisahkan diri dari Gereja Katolik. Rangkulah mereka dengan terang-Mu ke dalam persatuan dengan Gereja Katolik, supaya mereka bersama seluruh umat-Mu memuji kelimpahan kerahiman-Mu selama-lamanya.

Bapa yang kekal, pandanglah dengan mata penuh kerahiman keapda jiwa-jiwa orang yang tersesat dari iman dan yang menghindar dari Gereja Katolik, karena salah memanfaatkan rahmat-Mu. Mereka dengan keras kepala mempertahankan pendapat mereka yang salah. Janganlah memperhitungkan kejahatan mereka demi cinta dan penderitaan Putera-Mu yang pahit itu. Sebelum menelan sengsara, dengan sangat Yesus berdoa, “Supaya mereka semua menjadi satu.” Tolonglah supaya secepat mungkin mereka kembali ke pangkuan Gereja-Mu dan bersama seluruh umat-Mu memuliakan kerahiman-Mu untuk selama-lamanya. Amin
dilanjutkan dengan doa Koronka.
Hari Keenam

Meditasi Kitab Suci : Luk18:15-17

Marilah kita berdoa untuk anak-anak.

Yesus yang Maharahim, Engkau pernah mengatakan, “ Belajarlah dari pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati." (Mat11:29). Terimalah ke dalam kemah hati-Mu yang Maharahim, jiwa anak-anak kecil dan semua mereka yang menjadi seperti anak kecil dalam hal kelemahlembutan dan kerendahan hati. Mereka membuat surga mengagumkan dan mereka menjadi seperti bunga harum di hadapan takhta Bapa di surga. Buatlah supaya mereka selalu hadir dalam hati-Mu dan selalu memuji Kerahiman Illahi-Mu.

Bapa yang kekal, pandanglah dengan mata penuh Kerahiman pada jiwa anak-anak kecil dan jiwa-jiwa orang-orang yang lemah lembut dan rendah hati karena mereka menjadi seperti Putera-Mu, yang dengan keharuman-Nya yang utama, mereka mengitari takhta-Mu. Bapa yang Maharahim, kami mohon dengan penuh harapan, supaya melalui cinta dan kegembiraan, Engkau bertakhta dalam hati mereka. Berkatilah seluruh dunia, supaya semua orang memuji kerahiman-Mu untuk selama-lamanya. Amin
dilanjutkan dengan doa Koronka.

Hari Ketujuh

Meditasi Kitab Suci : Luk7:36-50

Marilah kita berdoa bagi orang-orang yang memiliki devosi kepada Kerahiman Illahi.

Yesus yang Maharahim, hati-Mu adalah inti cinta kasih. Terimalah ke dalam kemah hati-Mu yang Maharahim jiwa-jiwa yang secara khusus menghormati dan memuji kebesaran kerahiman Illahi-Mu. Mereka membutuhkan kekuatan Allah, karena mereka berada dalam penderitaan dan kesulitan besar bersama Kristus, memikul seluruh bangsa manusia. Rangkulah mereka dengan kerahiman-Mu yang besar dan tolonglah mereka dengan rahmat kesetiaan, keberanian dan kesabaran.

Bapa yang kekal, pandanglah dengan mata penuh kerahiman pada jiwa orang-orang yang secara khusus memuji dan menghormati sifat-Mu yang paling inti, yaitu kerahiman-Mu yang tak terduga. Mulut mereka penuh dengan nyanyian puji-pujian akan kemuliaan-Mu. Tangan mereka penuh dengan perbuatan belas kasih terhadap sesama. Kami mohon supaya Engkau menunjukkan kepada mereka kerahiman-Mu sesuai harapan mereka pada-Mu dan sesuai dengan janji-Mu, bahwa Engkau akan selalu membela mereka dalam kemuliaan-Mu terutama pada jam kematian mereka. Amin
dilanjutkan dengan doa Koronka.
Hari Kedelapan

Meditasi Kitab Suci : 2Ptr3:9-14

Marilah berdoa bagi jiwa-jiwa di Api Penyucian.

Yesus yang Maharahim, Engkau bersabda, “Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapa-Mu adalah murah hati." (Luk6:36). Terimalah ke dalam kemah hati-Mu yang maharahim jiwa-jiwa di Api Penyucian. Mereka sedang melunasi hutang terhadapa keadilan Illahi-Mu (Mat5:26). Semoga aliran air dan darah yang keluar dari hati-Mu memadamkan nyala Api Penyucian, supaya disitu juga terjadi puji-pujian akan kekuatan kerahiman-Mu.

Bapa yang kekal, pandanglah dengan mata penuh kerahiman pada jiwa-jiwa di Api Penyucian. Demi sengsara Yesus Kristus yang dahsyat itu dan karena kepahitan yang memenuhi hati-Mu yang amat kudus, tunjukkanlah belas kasihan kepada mereka yang sekarang berada di bawah pandangan-Mu yang adil. Kami mohon, semoga Engkau melihat mereka hanya melalui luka-luka Putera-Mu terkasih Tuhan kami Yesus Kristus, yang kerahiman-Nya melebihi keadilan. Amin
dilanjutkan dengan doa Koronka.

Hari Kesembilan

Meditasi Kitab Suci : Why3:15-19

Marilah berdoa bagi jiwa orang-orang yang bersikap acuh tak acuh.

Yesus yang Maharahim, Engkaulah kebaikan. Antarlah ke dalam kemah hati-Mu yang Maharahim semua orang yang bersikap acuh tak acuh. Mereka bagaikan mayat yang busuk, yang memenuhi hati-Mu dengan kejijikannya. Benamkanlah mereka ke dalam api cinta kasih-Mu yang bersih dan hangatkanlah mereka dari kedinginan, supaya semangat baru mulai menyala dalam hati mereka, sehingga mereka selalu memuji kerahiman-Mu yang tak terbatas itu.

Bapa yang kekal, pandanglah dengan mata penuh kerahiman pada jiwa-jiwa orang yang acuh tak acuh. Dari hati-Nya yang maharahim, Putera-Mu pernah mengeluarkan keluhan di Bukit Zaitun, “Biarlah cawan ini berlalu daripada-Ku." (Mat26:39). Kami mohon demi sengsara yang dahsyat dari Putera-Mu terkasih Tuhan kami Yesus Kristus dan demi sakratul maut-Nya selama 3 jam di salib, nyalakanlah semangat baru dalam hati mereka, untuk menjunjung kehormatan-Mu. Tuangkanlah ke dalam hati mereka cinta kasih yang benar, supaya mereka hidup kembali dan mampu melaksanakan perbuatan belas kasih di dunia ini dan akhirnya memuji kerahiman-Mu di surga untuk selama-lamanya. Amin
dilanjutkan dengan doa Koronka.

Litani Kerahiman Ilahi

Tuhan kasihanilah kami
Tuhan kasihanilah kami

Kristus kasihanilah kami
Kristus kasihanilah kami

Tuhan kasihanilah kami; Kristus dengarkanlah kami
Kristus kabulkanlah doa kami

Allah Bapa di surga, kasihanilah kami.
Allah Putra Penebus dunia,
Allah Roh Kudus,
Allah Tritunggal Mahakudus, Tuhan Yang Maha Esa,

Kerahiman Ilahi, sifat pencipta yang paling nyata, Engkaulah andalanku
Kerahiman Ilahi, kesempurnaan penyelamat yang tertinggi,
Kerahiman Ilahi, pengudus sumber cinta yang tak dapat di pahami,
Kerahiman Ilahi, Tritunggal Mahakudus yang tidak dapat dimengerti,
Kerahiman Ilahi, bukti kekuasaan Allah yang tertinggi,
Kerahiman Ilahi, terwujud dalam penciptaan para malaikat,
Kerahiman Ilahi, yang menciptakan kami dari yang tiada,
Kerahiman Ilahi, yang merangkul seluruh dunia,
Kerahiman Ilahi, yang memberikan kami hidup abadi,
Kerahiman Ilahi, yang menjaga kami terhadap siksa yang patut kami pikul,
Kerahiman Ilahi, yang mengangkat kami dari kebusukan dosa,
Kerahiman Ilahi, yang membela kami dengan sabda yang menjelma,
Kerahiman Ilahi, yang terpancar dari luka-luka Yesus,
Kerahiman Ilahi, yang mengalir dari hati Yesus yang Mahakudus,
Kerahiman Ilahi, yang memberikan kami Bunda Maria sebagai Bunda berbelas kasih,
Kerahiman Ilahi, yang terwujud dalam pengadaan Gereja Katolik,
Kerahiman Ilahi, yang terungkap dalam pengadaan Sakramen-sakramen Suci,
Kerahiman Ilahi, yang tampak secara khusus dalam Sakramen Permandian dan Tobat,
Kerahiman Ilahi, yang terwujud dalam Sakramen Ekaristi dan Imamat,
Kerahiman Ilahi, yang terwujud dalam panggilan kita kepada iman yang benar,
Kerahiman Ilahi, yang terwujud dalam pertobatan para pendosa,
Kerahiamn Ilahi, yang terwujud dalam kekudusan para orang jujur,
Kerahiman Ilahi, yang terwujud dalam kesucian para orang saleh,
Kerahiman Ilahi, yang membawa kesembuhan bagi orang sakit dan menderita,
Kerahiman Ilahi, yang menurunkan penghiburan bagi orang yang berada dalm kesulitan,
Kerahiman Ilahi, harapan bagi orang yang berputus-asa,
Kerahiman Ilahi, yang mendampingi kami selalu dan di mana-mana,
Kerahiman Ilahi, yang mendahului kami dengan rahmat,
Kerahiman Ilahi, ketenangan bagi orang yang menghadapi ajal,
Kerahiman Ilahi, kegembiraan surgawi bagi orang yang diselamatkan,
Kerahiman Ilahi, kesejukan dan keringanan bagi jiwa-jiwa di api penyucian,
Kerahiman Ilahi, mahkota semua orang kudus,
Kerahiman Ilahi, sumber mukjizat yang tak terbatas,

Anak domba Allah, yang membuktikan Kerahiman paling tinggi bagi keselamatan dunia dengan salib-Mu,
sayangilah kami, ya Tuhan

Anak domba allah, yang dengan penuh Kerahiman mempersembahkan diri untuk kami dalam setiap Kurban Misa,
kabulkanlah doa kami, ya Tuhan

Anak domba Allah, yang oleh Kerahiman yang tak terbatas menghapus dosa-dosa kami,
kasihanilah kami, ya Tuhan

Kerahiman Ilahi yang melampaui segala perbuatan-Nya,
sebab itu aku akan memuji Kerahiman Ilahi untuk selama-lamanya

Marilah berdoa
Allah, yang kerahiman-Mu tak dapat dipahami dan yang belas kash-Mu tak terbatas, pandanglah kami dengan mata belas kasih-Mu dan tambahkanlah kerahiman-Mu dalam kesulitan sebesar apa pun. Semoga kami selalu berharap pada kehendak-Mu yang selalu hadir dengan kerahiman-Mu. semuanya ini kami mohon dengan perantaraan Yesus Kristus, Raja Kerahiman, yang bersama Engkau dan Roh Kudus menurunkan Kerahiman kepada kami untuk selama-lamanya. Amin

Berikut adalah kumpulan doa-doa Suster Faustina, yang intinya memuliakan, memuji dan merenungkan kerahiman Tuhan.

Doa Utama Kepada Kerahiman Allah

Kata Yesus kepada Suster Faustina:
Serukanlah kerahiman-Ku bagi para pendosa. Aku merindukan keselamatan mereka. Bila dengan hati yang diresapi sikap kerendahan hati dan iman engkau ucapkan doa ini untuk seorang pendosa, akan Kuberikan kepadanya karunia pertobatan. Inilah doa itu:

Darah dan Air yang telah memancar dari Hati Yesus sebagai sumber kerahiman bagi kami, Engkaulah andalanku!

Doa Pujian Kepada Kerahiman Allah

Ya Allah, yang karena kerahiman-Mu telah berkenan memanggil segenap umat manusia dari ketiadaan kepada keberadaan.
Engkau menganugrahinya dengan kodrat dan rahmat. Namun seakan-akan kebaikan-Mu itu belum mencukupi. Karena kerahiman-Mu, Engkau mengizinkan kami masuk ke dalam kebahagiaan kekal serta mengikutsertakan kami dalam kehidupan rohani-Mu sendiri. Semuanya itu Engkau lakukan karena kerahiman-Mu semata-mata. Rahmat-Mu Engkau berikan kepada kami karena Engkau baik dan penuh kasih.
Kami sesunguhnya tidak Kau butuhkan agar diri-Mu bahagia, namun Engkau ingin berbagi kebahagiaan-Mu dengan kami. Terpujilah kerahiman-Mu, ya Tuhan. Aku akan memuliakannya sepanjang masa.

Ya Allah, Engkau tidak membinasakan manusia sesudah jatuh ke dalam dosa. Dalam kerahiman-Mu telah Engkau memaafkan kami secara ilahi, sebab bukan hanya mengampuni kesalahan kami, melainkan malah melimpahi kami dengan rahmat. Terdorong kerahiman-Mu, Engkau turun kepada kami. Maka terjadilah mukjizat kerahiman-Mu, ya Tuhan: Sabda telah menjadi Daging, Allah mulai berdiam di antara kami, Sabda Allah, kerahiman telah menjelma.
Dengan merendahkan diri telah Kau angkat kami kepada ke-Allahan-Mu. Sungguh, kerahiman-Mu berlimpah-limpah. Inilah samudra kerahiman-Mu yang tak terselami.

Langit terkagum-kagum menyaksikan kelimpahan kasih-Mu.
Sekarang tak ada seorang pun yang takut mendekati Engkau. Engkau Allah Yang Maharahim, Engkau berbelas kasih terhadap yang hina. Engkau Allah kami, kami ini umat-Mu. Engkau Bapa kami, kami ini anak-anak-Mu karena kasih-karunia.Terpujilah kerahiman-Mu, Engkau telah sudi turun kepada kami.

Dengan sepatah kata saja, ya Allah, dapat Engkau selamatkan ribuan manusia di dunia. Satu tarikan nafas Yesus saja akan memuaskan keadilan-Mu. Namun Engkau, ya Yesus, sendiri menanggung sengsara begitu mengerikan, karena kasih-Mu semata-mata. Tepat pada saat Engkau menghembuskan napas-Mu di salib, hidup kekal Engkau karuniakan kepada kami. Dengan membiarkan lambung tersuci-Mu dibuka, Engkau telah membuka sumber kerahiman-Mu yang tak pernah dapat ditimba habis. Apa yang paling berharga pada-Mu telah Engkau berikan kepada kami, yaitu darah dan air dari Hati-Mu. Inilah kemahakuasaan kerahiman-Mu. Dari pada-Mu mengalir segala rahmat. Amin

Doa Mohon Kerahiman Allah

Ya Allah, sumber kerahiman yang besar, kebaikan yang tak terhingga. Lihatlah segenap umat manusia yang hina ini berseru kepada kerahiman-Mu, kepada belaskasihan-Mu.

Allah yang berbelas kasih, jangan Engkau menolak doa-doa kami ini.

Ya Tuhan, kebaikan yang tak terpahami, yang sangat mengenal kehinaan kami, dan mengetahui bahwa kami tak mampu mengangkat diri kami kepada-Mu, curahkanlah kami dengan rahmat-Mu dalam diri kami, supaya kami bisa melaksanakan kehendak-Mu dengan setia, sepanjang hidup kami, juga pada saat kematian kami.

Semoga kuasa kerahiman-Mu melindungi kami terhadap serangan-serangan para musuh kepada keselamatan kami, supaya dengan penuh pengharapan kami menantikan kedatangan-Mu yang terakhir, yang saatnya hanya Engkau yang mengetahui.

Kami berharap, akan menerima semua yang Engkau telah janjikan kepada kami melalui Yesus, walaupun kami ini tidak layak di hadapan-Mu, sebab Yesuslah andalan kami. Semoga melalui Hati-Nya yang Maharahim kami akan bersatu dengan-Nya di surga. Amin

Doa Mohon Rahmat untuk Berbelas Kasih Terhadap Sesama

Ya Tuhan, setiap kali aku bernafas, setiap kali jantungku berdetak, setiap kali darahku mengalir dalam tubuhku, selalu aku ingin memuliakan kerahiman-Mu, Tritunggal Yang Mahakudus.

Ya Tuhan, aku ingin seluruh diriku berubah menjadi kerahiman hati-Mu, serta cermin diri-Mu sendiri. Semoga Kerahiman-Mu menenbus hati dan jiwaku dan juga sesamaku.

Ya Tuhan, bantulah aku, agar mataku selalu terang dalam berbelas kasihan, agar aku tidak pernah curiga dan tidak menilai seorang pun secara lahiriahnya, tetapi memandang jiwa sesamaku dengan indah dan selalu siap menolong mereka.

Ya Tuhan, bantulah aku agar telingaku selalu peka dalam berbelas kasihan, agar aku selalu siap melayani kebutuhan sesamaku yang sedang dalam kesulitan.

Ya Tuhan, bantulah aku agar lidahku selalu lembut dalam berbelas kasihan, agar aku tidak berbicara buruk mengenai sesamaku, tetapi selalu mengucapkan kata-kata yang menghibur dan membangkitakn kepada sesamaku.

Ya Tuhan, bantulah aku agar tanganku selalu ringan dalam berbelas kasihan dan selalu melakukan perbuatan yang baik kepada sesamaku walaupun pekerjaan itu memberatkan dan meletihkan.

Ya Tuhan, bantulah aku agar kakiku selalu cepat dalam berbelas kasihan, agar aku selalu bergerak cepat dalam memberikan pertolongan pada sesamaku, semoga aku dapat menguasai keletihan dan kelelahanku dalam melayani sesamaku.

Ya Tuhan, bantulah aku agar hatiku selalu tulus dalam berbelas kasihan, agar aku selalu peka akan tangisan sesamaku dan tidak mengeraskan hatiku dalam berbagi kasih dengan siapa pun juga. Semoga hatiku selalu tulus dalam membantu mereka. Ijinkanlah aku untuk tinggal di dalam Hati Yesus yang Maharahim dan kuatkanlah hatiku saat dalam penderitaanku sendiri. Biarlah kerahiman-Mu tinggal di dalam diriku selamanya.

Engkau sendiri yang menginginkan aku melakukan tiga macam belas kasihan, yaitu: segala macam perbuatan kasih, dan bila aku tidak dapat berbuat maka aku akan berkata-kata dengan kasih dan bila aku tidak dapat berbuat dan berkata-kata dengan kasih maka aku akan berdoa, terutama ke tempat atau orang-orang yang memang tidak dapat aku jangkau.

Ya Tuhan, ubahlah diriku menjadi seperti diri-Mu, sebab hanya Engkaulah yang dapat berbuat segala-galanya. Amin

Doa Agar Mampu Melaksanakan Kehendak Allah

Ya Yesus, yang telah terpaku di kayu salib, aku memohon, berilah aku rahmat supaya selalu setia dalam melaksanakan kehendak Bapa-Mu. Dan bila kehendak Bapa tampak terlalu berat dan sulit untuk aku laksanakan, maka aku memohon pada-Mu, ya Tuhan: semoga dari luka-luka-Mu, Engkau curahkan kekuatan dan ketegaran, dan semoga aku berseru berkata: Terjadilah menurut kehendak-Mu!

Ya Yesus, Juru Selamat dan Pengasih keselamatan manusia, dalam sengsara yang begitu dahsyat Engkau telah melupakan diri-Mu sendiri dan memikirkan keselamatan jiwa-jiwa manusia. O Yesus yang penuh belas kasih, berilah aku rahmat agar mampu melupakan diriku sendiri demi orang-orang lain. semoga aku dapat membantu Engkau dalam misi penyelamatan-Mu, sesuai dengan kehendak Bapa-Mu di surga. Amin

Doa Mohon Kebijaksanaan Ilahi

Ya Yesus, berikanlah aku akal budi yang baik supaya aku dapat lebih mengenal Engkau. Sebab semakin aku mengenal Engkau, semakin aku akan mencintai-Mu.

Ya Yesus, berilah aku akal budi yang mendalam agar aku dapat memahami perkara-perkara Ilahi, agar aku bisa memahami kodrat Ilahi-Mu, dan agar aku dapat menjiwai Sang Tritunggal.

Ya Yesus, aku mengetahui bahwa Engkau memiliki rahmat kebijaksanaan yang luar biasa, karena itu aku memohon agar Engkau memberikan rahmat-Mu itu kepada aku. Semoga Engkau berkenan dengan doa ku ini ya Tuhan. Amin

Senin, 18 Maret 2013

Perisai Lambang Kepausan (Coat of Arms) Paus Fransiskus | Indonesian Papist

Perisai Lambang Kepausan (Coat of Arms) Paus Fransiskus | Indonesian Papist

Puncak Liturgi Gereja Katolik - Tiga Hari Suci dan Minggu Paskah | Indonesian Papist

Puncak Liturgi Gereja Katolik - Tiga Hari Suci dan Minggu Paskah | Indonesian Papist

Tiga Hari Suci dan Minggu Paskah

Tiga Hari Suci dan Minggu Paskah
Puncak Liturgi Gereja Katolik -


KAMIS PUTIH
Kamis Putih adalah hari pertama dari Tri Hari Suci Paskah. Kamis Putih ini menandai dimulainya Triduum Paskah. Pada hari ini kita merayakan kembali perjamuan Malam Terakhir yang dilakukan Yesus bersama 12 Rasul.

Dikatakan sebagai perjamuan terakhir karena pada malam itu Yesus dikhianati oleh murid-Nya, Yudas Iskariot. Malam itu, Yesus menunjukkan kasih-Nya hingga rela kehilangan nyawa bagi seluruh manusia di dunia. Pada malam itu Yesus menyerahkan tubuh dan darahNya pada Bapa di Surga dalam wujud roti dan anggur yang diberikan kepada para rasul untuk memberi kekuatan bagi mereka. Yesus juga meminta apa yang Dia lakukan malam itu terus dilakukan oleh para pengikut-Nya.


Perayaan pada Hari Kamis dalam Pekan Suci ini disebut Kamis Putih karena warna liturgi hari itu didominasi warna putih. Imam mengenakan kasula (jubah luar) berwarna putih. Bunga-bunga penghias altar juga didominasi warna putih. Warna putih ini melambangkan kemuliaan dan kesucian.

Misa Kamis Putih sebaiknya dilaksanakan pada malam hari seperti Yesus melakukannya. Istilah the Last Supper menunjukkan bahwa kegiatan tersebut dilakukan pada waktu malam. Perayaan Kamis Putih sebagai perayaan khusus perjamuan Ekaristi yang diadakan oleh Tuhan Yesus pada Perjamuan Terakhir ini ditetapkan sejak Konsili Hippo (393 M).

Ada hal yang sedikit berbeda pada Misa Kamis Putih bila dibandingkan dengan Misa yang biasa kita ikuti. Misa yang umumnya kita ikuti terdiri atas: Ritus Pembuka, Liturgi Sabda, Liturgi Ekaristi, dan Ritus Penutup. Sedangkan Misa Kamis Putih terdiri atas:
*. Ritus Pembuka
*. Liturgi Sabda dan Upacara Pembasuhan Kaki
*. Liturgi Ekaristi
*. Pemindahan Sakramen Mahakudus dan tuguran

Ritus Pembuka
Ritus pembuka diawali dengan lagu pembuka dan berakhir setelah Imam menyampaikan doa pembukaan. Hal khusus yang dilakukan pada Misa Kamis Putih adalah dibunyikannya lonceng Gereja selama umat menyanyikan Gloria / Kemuliaan. Gloria ini selama Masa Prapaskah tidak dinyanyikan. Pembunyian lonceng ini juga merupakan saat terakhir lonceng gereja dibunyikan sebelum nanti mulai dibunyikan kembali saat kita menyanyikan Gloria pada perayaan Malam Paskah.

Liturgi Sabda dan Upacara Pembasuhan Kaki
Liturgi Sabda merupakan saat bagi kita mendengarkan dan merenungkan firman Tuhan. Karena itu sikap kita yang terbaik adalah mendengarkan tanpa membaca teks yang ada. Bacaan-bacaan yang telah kita dengar itu akan dijabarkan lebih lanjut oleh Imam saat homili.
Upacara Pembasuhan Kaki yang dilakukan setelah liturgi sabda dilakukan untuk mengenangkan kembali kegiatan yang sudah dilakukan Yesus sebelum perjamuan malam terakhir dilakukan. Orang-orang yang dibasuh kakinya adalah 12 orang laki-laki sebagai lambang 12 Rasul Yesus. Pembasuhan kaki harus dilakukan oleh Imam, tidak boleh diwakilkan pada Diakon. Alasannya, karena pada saat Misa, Imam adalah “Kristus yang lain”.

Pembasuhan kaki ini sendiri merupakan adat bangsa Yahudi yang dilakukan oleh para pelayan kepada tuannya setelah mereka pulang dari berpergian sebelum makan. Tujuannya untuk membersihkan tuannya dari kotoran dan debu. Makna dari pembasuhan kaki itu sendiri bagi kita umat Katolik adalah untuk menyatakan kedatangan Yesus ke dunia bukanlah untuk dilayani melainkan untuk melayani. Dan hal inilah yang Yesus harap kita ikuti dan teladani. Upacara pembasuhan kaki ini diikuti dengan doa umat.

Liturgi Ekaristi
Liturgi Ekaristi dimulai dengan lagu persembahan. Bila ada kolekte yang dikumpulkan, dapat diiringi dengan lagu Ubi Caritas est atau lagu lain yang sesuai. Uang yang terkumpul juga sebaiknya diberikan untuk membantu yang miskin. Prefasi yang digunakan pada Misa Kamis Putih juga prefasi konsekrasi yang khusus.
Pada saat Doa Syukur Agung, Imam akan mengkonsekrasikan cukup banyak hosti untuk keperluan Misa Kamis Putih dan komuni pada saat Ibadat Jumat Agung. Karena itu, sebelum Misa Kamis Putih, tabernakel perlu dikosongkan. Hosti yang sudah dikonsekrasikan pada misa sebelumnya yang disediakan untuk keperluan memberi komuni pada orang sakit perlu dipindahkan ke tabernakel lain sebelum Misa. Pemindahan Hosti ini dilakukan tanpa upacara khusus. Liturgi Ekaristi ini berakhir pada saat Imam mengucapkan antiphon komuni.

Setelah komuni, altar dibersihkan dari segala hiasan, kain altar dibereskan, dan tempat air suci dikosongkan untuk diisi kembali saat upacara Malam Paskah. Salib besar yang ada di belakang altar juga ditutup dengan kain ungu. Pada saat ini, sudah tidak diperbolehkan lagi menggunakan musik yang meriah. Alat musik hanya dibunyikan untuk membantu petugas agar dapat menyanyikan lagu dengan baik.

Pemindahan Sakramen Mahakudus dan Tuguran
Misa Kamis Putih tidak diakhiri ritus penutup melainkan langsung dilanjutkan dengan pemindahan Sakramen MahaKudus. Sakramen MahaKudus yang ditempatkan dalam sibori ini akan diarak ke tempat yang telah disiapkan. Tempat yang disediakan ini harus diatur sedemikian rupa agar tidak menyerupai makam atau gua. Hal ini untuk menunjukkan bahwa kita bukan bersiap-siap melakukan pemakaman Yesus melainkan mempersiapkan tempat bagi hosti yang akan dibagikan pada ibadat hari berikutnya. Prosesi pemindahan Sakramen MahaKudus ini diiringi dengan lagu Pange Lingua.

Tuguran artinya berjaga-jaga. Ya, pada malam Kamis Putih ini kita akan berjaga-jaga bersama-sama Yesus yang saat itu sedang berdoa kepada Bapa di Taman Getsemani. Pada saat tuguran ini kita berdoa bersama-sama Yesus. Menemani Yesus menantikan saat-saat dimulainya penderitaan yang harus Ia alami. Tuguran ini idealnya dilakukan sepanjang malam sampai menjelang matahari terbit. Setiap umat Katolik diharapkan beradorasi di hadapan Sakramen Mahakudus ini paling tidak selama satu jam. Hal ini sebagai tanda kesediaan kita berada bersama Yesus.

Misteri Iman yang Kita Rayakan saat Kamis Putih
Dalam Kamis Putih, ada tiga hal misteri iman yang kita rayakan. Ketiga misteri iman tersebut adalah:

A. Teladan Melayani
Salah satu hal yang dilakukan Yesus pada perjamuan terakhir adalah membasuh kaki para murid. Menurut tradisi Yahudi, membasuh kaki adalah salah satu bentuk penghormatan pada seseorang yang mempunyai status atau jabatan lebih tinggi atau lebih terhormat. Kaki adalah anggota tubuh yang terletak paling bawah dan biasanya paling kotor. Kaki juga penyangga seluruh tubuh kita dan dapat membantu seluruh tubuh untuk dapat bergerak.

Membasuh kaki adalah kewajiban para pelayan. Melalui peristiwa ini, Yesus mau mengajarkan mengenai penghormatan dan teladan melayani, serta mengajarkan kita untuk memperhatikan mereka yang berada paling bawah, tanpa memandang kasta. Dengan teladan pembasuhan kaki ini, Yesus juga ingin mengajarkan bahwa pada dasarnya semua manusia itu sama di mata Tuhan, memiliki hak dan martabat yang sama, sehingga karena persamaan itulah semua manusia diharap dapat saling melayani dengan penuh kasih.
Dalam bahasa Inggris tradisional, hari Kamis Putih ini disebut Maundy Thursday. Sebutan itu diambil dari antifon pertama upacara pembasuhan kaki yang dalam bahasa Latin berbunyi: “Mandatum Novum” atau perintah baru: “Aku memberi perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi” (Yoh 13:34).

B. Pelembagaan Awal Mula Ekaristi
Misa atau perayaan Ekaristi adalah warisan Yesus sendiri. Setiap kali kita mengikuti Misa, bagian Doa Syukur Agung sebenarnya mengenangkan kembali apa yang dilakukan Yesus pada perjamuan malam terakhir. Pada bagian konsekrasi dalam Doa Syukur Agung, Yesus menawarkan Tubuh dan Darah-Nya, yang dilambangkan dalam rupa roti dan anggur, sebagai salah satu sarana pengampunan dan kehidupan serta keselamatan kekal bagi umat manusia. Yesus telah menganugerahkan hidupNya sendiri, agar kita mampu mengabdi Tuhan dan menolak semua godaan setan. Dengan memberikan tubuh dan darah-Nya kepada kita, kita semua hidup karena Dia dan oleh Dia.

C. Inisiasi Imamat Para Imam
Kamis Putih ini juga merupakan pesta imamat bagi para Imam. Mengapa demikian? Karena Pada perjamuan terakhir inilah untuk pertama kalinya Yesus mewujudkan peranNya sebagai imam. Pada Perjamuan Malam Terakhir, Yesus juga meletakkan dasar sakramen Imamat. Yesus memilih para rasul-Nya sebagai imam-imam dan uskup-uskup pertama, serta memberi mereka kuasa untuk mempersembahkan kurban Misa.

Pada pagi hari Kamis dalam minggu suci ini (atau pada hari lain yang masih berdekatan dengan itu), para imam yang ada di suatu keuskupan akan berkumpul di Katedral atau di gereja lain yang ditunjuk untuk bersama-sama memperbaharui janji imamat mereka. Pada kesempatan yang sama, akan diberkati pula minyak-minyak yang akan digunakan untuk sakramen krisma, sakramen perminyakan orang sakit dan katekumen. Minyak yang telah diberkati dalam misa ini akan dibawa pulang ke gereja paroki atau stasi tempat para Imam bertugas. Karena Kamis Putih merupakan juga peringatan inisiasi imamat, seluruh Imam wajib mempersembahkan misa pada hari tersebut.

Penutup
Setelah membaca artikel di atas, mungkin kita baru menyadari betapa banyak hal yang ternyata kita peringati pada hari Kamis Putih. Hari yang ditandai dengan warna putih yang menunjukkan kemuliaan ini juga menjadi awal bagi banyak hal. Meski di hari berikutnya Yesus menjalani penderitaan, kita dapat terus percaya bahwa Yesus telah meninggalkan warisan terbaik untuk kita.

JUMAT AGUNG

Apa yang berbeda di gereja atau di tempat lain saat Jumat Agung? Suasana yang sunyi, nyanyian tanpa musik, altar yang kosong, tabernakel terbuka lebar, lampu merah yang menandakan kehadiran Tuhan dipadamkan. Ya, Jumat Agung adalah hari di mana kita memperingati sengsara dan wafat Kristus. Pada hari itu, seluruh umat Katolik diharapkan untuk bertobat melalui tindakan pantang dan puasa. Satu hal penting yang perlu dipahami adalah seluruh perayaan yang kita lakukan pada Jumat Agung bukanlah Perayaan Ekaristi melainkan ibadat.

Mengapa demikian? Karena pada hari Jumat Agung, tidak ada peristiwa konsekrasi yang biasa dilakukan Imam saat Doa Syukur Agung. Pada hari Jumat Agung itu, justru Yesus sendiri yang dikorbankan sebagai penyelamat manusia. Komuni yang dibagikan pada ibadat Jumat Agung adalah Hosti yang telah dikonsekrasikan pada malam sebelumnya (Kamis Putih). Hal khusus lain yang perlu diperhatikan, sakramen yang boleh diberikan pada hari Jumat Agung hanyalah Sakramen Tobat/Rekonsiliasi dan sakramen perminyakan orang sakit.

Bagian-bagian Ibadat Jumat Agung
Ibadat Jumat Agung sebaiknya dilakukan pada sore hari atau pada waktu yang dianggap pas, asal tidak lewat dari jam 9 malam. Maksud pengaturan jam tersebut agar kita sebagai umat dapat lebih memaknai wafat Yesus yang terjadi sekitar pukul 15.00. Ibadat Jumat Agung sendiri terdiri dari 3 bagian inti:

A. Ibadat Sabda
Ibadat Sabda adalah bagian awal dari Ibadat Jumat Agung. Ibadat Sabda terdiri atas beberapa bagian: perarakan Imam dan petugas misa, pembacaan sabda Tuhan, Passio Yesus Kristus, homili/waktu hening, dan doa umat meriah.

Ibadat Sabda diawali dengan perarakan Imam dan para misdinar. Perarakan ini dilakukan tanpa suara, tanpa lagu. Pada saat berada di depan altar yang kosong, imam dan petugas misa akan menelungkup di tanah selama beberapa saat sambil mengucapkan doa dalam hati. Tindakan ini sebagai tanda rendahnya martabat manusia dan duka mendalam yang sedang dialami Gereja. Setelah Imam dan para misdinar duduk, mulai dibacakan bacaan pertama yang dilanjutkan dengan dinyanyikannya mazmur tanggapan serta pembacaan bacaan kedua. Bacaan Injil diambil dari Injil Yohanes. Bacaan Injil yang menceritakan kisah sengsara Yesus ini dibacakan dengan cara dilagukan oleh tiga orang petugas yang mengambil peran sebagai narator, Yesus, dan beberapa peran lain. Sebelum menyanyikan Passio Yesus Kristus, para petugas ini akan diberkati terlebih dahulu oleh Imam yang memimpin ibadat. Pada beberapa ibadat, kadangkala Imam ikut berdiri bersama petugas Passio. Passio Yesus Kristus ini diikuti dengan homili singkat atau waktu hening untuk merenungkan wafat Kristus.

Homili atau waktu hening ini akan diikuti dengan doa umat meriah. Intensi doa umat pada ibadat Jumat Agung ini cukup banyak. Intensi yang didoakan saat doa umat meriah ini adalah intensi umum gereja dan intensi-intensi yang disesuaikan dengan kepentingan gereja lokal di mana ibadat Jumat Agung dilaksanakan. Intensi doa ini dinyanyikan oleh Imam atau diakon sedangkan pada bagian doa dapat dibacakan bersama dengan umat. Saat intensi doa dinyanyikan umat berlutut. Umat berdiri saat doa dibacakan.

B. Penghormatan / Penciuman Salib
Upacara penghormatan salib ini ditandai dengan perginya Imam atau Diakon dan misdinar keluar untuk mengambil salib yang akan diarak masuk ke dalam gereja. Tidak ada ketentuan mengenai ukuran dan jenis kayu yang digunakan. Namun, perlu diperhatikan makna perarakan salib itu sebagai tempat di mana Yesus telah wafat untuk membebaskan manusia dari dosa. Salib ini dipanggul oleh Imam atau Diakon dan diarak dari bagian belakang gereja atau tempat ibadat menuju altar.

Pada saat perarakan salib, ada tiga tempat di mana kayu salib berselubung kain ungu yang dipanggul akan diangkat untuk ditunjukkan kepada umat. Di bagian belakang gereja, bagian tengah gereja, dan di depan altar. Pada saat kayu salib diangkat, Imam akan melagukan ajakan pada umat untuk melihat pada kayu salib. Umat diharap menjawab ajakan itu. Pada setiap selesai ajakan, perlu diberi waktu hening sebentar agar umat dapat merenungkan wafat Kristus. Selain itu, pada setiap perhentian, selubung kain ungu dibuka satu per satu hingga saat di depan altar, salib tidak diselubungi kain ungu lagi. Setelah salib diletakkan di depan altar, Imam serta diakon dan para misdinar akan mencium salib sebagai tanda penghormatan dan cinta. Selanjutnya Imam akan memegang salib tersebut dan memberi kesempatan pada umat untuk memberi penghormatan pada salib. Pada ibadat Jumat Agung yang dihadiri oleh banyak umat, misdinar dapat membantu proses penghormatan salib dengan membawa salib-salib lain untuk dapat dihormati oleh umat. Selama upacara penghormatan salib, dinyanyikan lagu-lagu atau himne untuk mengenangkan misteri keselamatan. Penghormatan terhadap salib yang paling umum dilakukan adalah mencium salib. Namun ada negara memiliki tradisi meletakkan rangkaian bunga di salib.

C. Komuni
Bagian terakhir dari ibadat Jumat Agung adalah Komuni. Sebelum upacara komuni ini berlangsung, misdinar akan memberi kain putih di altar yang tadinya kosong. Altar perlu diberi alas karena pada upacara komuni ini akan diletakkan Hosti yang telah dikonsekrasikan pada misa malam sebelumnya. Hosti yang diletakkan dalam sibori diarak masuk ke dalam gereja oleh Imam atau Diakon dengan diiringi oleh 2 orang misdinar membawa lilin.

Upacara komuni diawali dengan ajakan Imam untuk menyanyikan doa Bapa Kami. Selama ibadat Jumat Agung, tidak ada salam damai. Setelah doa Bapa Kami, Imam akan langsung mengucapkan ritus komuni seperti yang kita kenal bila mengikuti Misa harian atau Misa hari Minggu. Setelah pembacaan ritus komuni, hosti dibagikan kepada umat. Bila ada hosti yang sisa, hosti yang diletakkan dalam sibori itu akan kembali diarak untuk diletakkan di tempat penyimpanan semula. Setelah Hosti dikembalikan ke tempat penyimpanan semula, kain putih altar dapat dilipat kembali.

Bagian terakhir dari Upacara Komuni yang juga merupakan penutup ibadat Jumat Agung adalah doa dan berkat penutup. Setelah memberikan berkat penutup, Imam dan petugas lain akan meninggalkan altar tetap dalam suasana hening tanpa nyanyian. Salib ditinggalkan di depan altar bersama beberapa lilin menyala agar umat dapat terus menghormati dan berdoa hening.

Penutup
Jumat Agung mungkin memang hari paling menyedihkan dalam Gereja Katolik, karena pada hari itu kita mengenangkan wafat Kristus. Pada hari itu kita diingatkan bahwa kita adalah pendosa namun dosa-dosa kita telah ditebus melalui kematian Yesus di kayu salib. Karena itu, layaklah bila kita menunjukkan rasa hormat kita dengan mempersembahkan seluruh dosa kita kepada Tuhan melalui sakramen rekonsiliasi. Melalui penerimaan sakramen rekonsiliasi, kita dilahirkan menjadi manusia baru yang memiliki hubungan erat dengan Tuhan.

SABTU SUNYI

Setelah hari jumat kita mengikuti Ibadat Jumat Agung untuk mengenangkan sengsara dan wafat Kristus, pada hari Sabtu pagi sampai menjelang malam, Gereja seperti tidak melakukan kegiatan peribadatan apapun. Tabernakel masih terbuka dan lampu Tuhan juga masih mati. Selain itu, kalau kita perhatikan, tempat air suci di pintu-pintu masuk gereja juga dikeringkan. Suasana terasa muram. Sakramen yang boleh dibagikan pada hari tersebut pun hanya sakramen tobat dan sakramen perminyakan orang sakit. Mengapa demikian? Gereja memang tidak melakukan kegiatan peribadatan apa pun selama Sabtu Sunyi karena Gereja sedang mengenangkan Yesus yang berada di dalam makam. Sepanjang pagi sampai sore di hari Sabtu itu, Gereja mengajak umat untuk hening dan merenungkan sengsara dan wafat Kristus; mengetahui bahwa Yesus sedang turun ke dunia orang mati; dan menanti dengan penuh kerinduan kebangkitan Yesus dengan berdoa dan berpuasa. Rahmat khusus dari Sabtu sunyi adalah keheningan yang penuh kasih dan harapan.

Sebenarnya misteri apa yang kita kenangkan saat Sabtu Sunyi dan siapa yang kita teladani?

Saat Sabtu Sunyi kita mau mengenangkan terpenuhinya rencana Allah bagi kita. Allah sangat mencintai kita dengan mengirimkan Putera-Nya sendiri bagi kita. Itu artinya Allah telah mengangkat kita menjadi anak-anak-Nya. Sabtu Sunyi memang terkesan kosong tapi itu sebenarnya adalah hari istirahat Kristus. Ya, Kristus telah menyelesaikan semua tugas yang harus Ia emban. Pada hari Sabtu Sunyi, Yesus beristirahat dalam makam karena Ia telah memperoleh kemenangan. Yesus perlu beristirahat untuk menantikan waktu kebangkitan-Nya.

Kita umat Katolik percaya bahwa Yesus benar-benar wafat. Jiwa-Nya benar-benar terpisah dari raga-Nya. Pada saat raga Yesus beristirahat dalam makam, jiwa Yesus turun ke dunia orang mati mencari Adam dan Hawa. Yesus menarik mereka keluar dari dunia orang mati. Hal ini merupakan tanda Yesus memberi kehidupan baru bagi Adam dan Hawa, kehidupan baru inilah yang kita terima pada hari Sabtu Sunyi. Selain mencari Adam dan Hawa, Yesus juga turun ke dunia orang mati untuk mengunjungi semua orang yang telah datang sebelum Dia untuk mewartakan sukacita kebangkitan. Tokoh yang dapat kita teladani dalam menjalani Sabtu Sunyi adalah Bunda Maria. Setelah Yesus wafat di kayu salib, Bunda Maria pulang bersama Yohanes. Bunda Maria tinggal di rumah Yohanes sebagaimana permintaan Yesus saat berada di salib.

Kita bisa membayangkan kesedihan mendalam yang dialami Bunda Maria karena Puteranya telah wafat. Namun, Bunda Maria tidak terus menerus bermuram durja. Ia berdoa menantikan pemenuhan janji keselamatan dari Allah. Kita umat Katolik diharapkan menjalani Sabtu Sunyi seperti Bunda Maria. Kita diharapkan untuk berdoa dalam suasana hening menantikan dengan rindu kebangkitan Kristus.

MALAM PASKAH

Berbeda dengan suasana Sabtu Sunyi yang hening. Malam Paskah adalah saat di mana kita merasakan sukacita sambil berjaga-jaga menantikan kebangkitan Tuhan. Yesus yang wafat akhirnya beralih dari alam kematian menuju kebangkitan. Pada perjanjian lama, Malam Paskah merupakan peristiwa penantian lewatnya Tuhan di tanah Mesir untuk membebaskan bangsa Israel dari perbudakan Firaun. Saat Malam Paskah ini umat Katolik juga akan mengenangkan kembali Sakramen Babtis yang telah diterima. Sakramen Baptis sendiri merupakan tanda diterimanya kita sebagai anggota keluarga Gereja Katolik. Karena itulah, Malam Paskah selalu dirayakan secara meriah.

Malam Paskah dapat juga disebut dengan vigili Paskah. Vigili berasal dari kata bahasa Latin vigilis yang artinya berjaga-jaga atau bersiap-siap. Karena itu, pada perayaan malam Paskah ini kita berjaga-jaga bersama Yesus. Bersiap-siap menantikan peralihan Yesus dari alam kematian menuju kehidupan.

Untuk dapat lebih memaknai peristiwa penantian kebangkitan Tuhan itu, akan lebih baik bila misa Malam Paskah dilaksanakan pada malam hari sampai sebelum fajar menyingsing. Intinya, jangan sampai perayaan pada Malam Paskah mengganggu misa yang akan dilaksanakan pada Minggu Paskah. Karena misa pada Minggu Paskah adalah misa yang penting untuk diikuti. Perayaan Malam Paskah seringkali dikatakan sebagai perayaan terpanjang dalam liturgi Gereja Katolik. Hal itu disebabkan banyaknya simbol/lambang liturgis yang dikenangkan saat perayaan ini dilakukan. Tata cara perayaan malam Paskah yang saat ini dijalankan oleh Gereja Katolik didasarkan pada dekrit Ad Vigiliam Paschalem (tentang Vigili Paskah) yang dikeluarkan oleh Paus Pius XII pada tahun 1951.
Berdasarkan dekrit tersebut, perayaan malam Paskah tersusun atas 4 bagian besar, yaitu:
A. Upacara Cahaya
Bagian pertama dari perayaan Malam Paskah adalah upacara cahaya dan Madah Pujian Paskah. Bagian ini penuh dengan tindakan dan gerakan simbolik. Karena itulah, upacara cahaya selalu diawali dengan penjelasan singkat tentang maksud diadakannya perayaan Malam Paskah secara keseluruhan. Tujuannya agar umat mengerti dan akhirnya dapat mengikuti keseluruhan perayaan dengan baik.

Upacara cahaya sebaiknya dilakukan di luar gereja, dalam kondisi gelap gulita. Saat upacara cahaya, Imam memberkati api baru yang saat dinyalakan langsung mengusir kegelapan dan memberikan terang ke sekeliling tempat upacara cahaya itu dilakukan. Hal ini diibaratkan seperti Yesus yang merupakan cahaya terang dalam kehidupan kita yang kadang kala gelap. Setelah memberkati api baru, Imam akan memberkati lilin Paskah yang akan dinyalakan selama masa Paskah pada saat perayaan Ekaristi di Gereja. Lilin Paskah yang digunakan haruslah lilin yang baru dan ukurannya disesuaikan untuk keperluan masa Paskah. Pada lilin Paskah itu Imam menorehkan tanda salib (+), lambang alpha (Α) dan omega (Ω) dan angka tahun di mana perayaan Malam Paskah dilakukan. Tindakan Imam tersebut untuk menegaskan bahwa Yesus telah ada sejak dulu sampai sekarang, bahwa Ia adalah sang awal dan sang akhir, dan bahwa segala kemuliaan dan kekuasaan adalah milik Yesus sepanjang segala abad. Setelah itu Imam akan menancapkan 5 biji dupa di atas gambar salib yang dikelilingi lambang alpha – omega dan angka tahun. Kelima biji dupa itu melambangkan 5 luka Yesus yang didapat saat Ia disalib. Setelah menancapkan biji-biji dupa, Imam akan menyalakan lilin Paskah tadi dengan api yang telah diberkati.

Lilin Paskah yang telah dinyalakan kemudian akan diarak masuk oleh Imam/Diakon ke dalam gereja. Umat mengikuti di belakang. Saat perarakan, tidak ada penerangan lain yang dinyalakan. Peristiwa ini untuk mengenangkan kembali perjalanan bangsa Israel di padang gurun setelah keluar dari tanah Mesir. Pada waktu malam mereka hanya dibimbing oleh tiang api. Selain itu, tidak adanya penerangan lain selain lilin Paskah juga melambangkan kita sebagai umat Kristiani yang mengikuti Kristus, satu-satunya Sang Terang, yang telah bangkit. Pada saat perarakan ini lilin akan 3 kali diangkat (di awal perarakan, di tengah, dan di depan altar) sambil menyanyikan “Kristus, cahaya dunia” dan dijawab dengan nyanyian pula oleh umat “Syukur kepada Allah” sambil berlutut.

Sesampai di depan altar, lilin Paskah diletakkan di tempatnya. Lalu lilin yang telah dibawa oleh petugas misa dan umat dapat dinyalakan menggunakan api yang berasal dari lilin Paskah. Berkaitan dengan hal ini, kadang ada umat yang tidak sabaran lalu menyalakan lilin menggunakan korek api yang dia bawa. Hal ini tidak diperkenankan karena menyalakan lilin kita menggunakan api dari lilin Paskah menjadi pertanda bahwa kita adalah penerus karya Kristus di dunia. Kita diharapkan juga dapat menjadi terang bagi orang lain karena kita telah diterangi oleh Yesus sendiri. Lilin Paskah ini sendiri akan dinyalakan selama masa Paskah sampai pada sore hari menjelang Pesta Kenaikan Tuhan. Lilin Paskah yang dinyalakan terus-menerus ini melambangkan Yesus yang telah bangkit namun tetap hadir di tengah murid-muridNya. Setelah Imam dan para penolongnya sampai di panti imam (panti imam adalah tempat di sekitar altar yang hanya diperuntukkan bagi Imam, diakon dan misdinar), Imam atau diakon akan menyanyikan Madah Pujian Paskah (Exultet). Madah Pujian Paskah ini mewartakan keseluruhan misteri Paskah yaitu kisah keselamatan umat manusia karena dosa-dosa manusia telah ditebus oleh Yesus sendiri.

B. Liturgi Sabda
Bagian kedua dari upacara malam Paskah adalah Liturgi Sabda. Pada bagian ini dibacakan ayat-ayat dari perjanjian lama dan perjanjian baru. Seluruh bacaan ini diselingi dengan mazmur dan doa singkat yang dipimpin oleh Imam agar umat dapat merenungkan misteri keselamatan dengan baik. Secara keseluruhan terdapat 9 bacaan pada liturgi sabda yang terdiri atas 7 bacaan perjanjian lama dan 2 dari perjanjian baru (1 bacaan dari Surat Paulus kepada jemaat di Roma dan 1 bacaan Injil). Keseluruhan bacaan Perjanjian Lama, bila dibaca secara lengkap menceritakan kisah penyelamatan mulai dari kisah penciptaan dunia hingga pewartaan janji keselamatan Allah oleh para nabi. Untuk beberapa alasan, bacaan dari Perjanjian Lama kadang kala tidak seluruhnya dibacakan saat misa di gereja. Namun ada 3 bacaan dari Perjanjian Lama yang wajib dibacakan yaitu Kisah Penciptaa, Kisah Pengorbanan Ishak oleh Abraham, dan penyeberangan Laut Merah. Setelah selelsai membaca bacaan dari Kitab Perjanjian Lama, Gloria (Madah Kemuliaan) dinyanyikan secara meriah sambil membunyikan lonceng. Sebelum menyanyikan Gloria, lilin altar dan lampu gereja dapat dinyalakan sedangkan lilin umat yang tadi dinyalakan dapat dipadamkan.

Bacaan setelah Gloria diambil dari surat Paulus kepada umat di Roma. Bacaan ini disebut bacaan epistola. Bacaan epistola ini mengingatkan kita kembali sebagai murid-murid Yesus yang telah menerima babtisan ikut mati bersama Dia dan akan dibangkitkan pula bersama Dia. Jadi bacaan ini mendorong kita lebih jauh dalam misteri Paskah.

Alleluya pada bait pengantar Injil yang dinyanyikan setelah bacaan epistola. Alleluya dilagukan 3 kali dan tiap kali nadanya dinaikkan. Alleluia ini dilagukan oleh Imam atau Diakon atau bila tidak memungkinkan oleh petugas. Teks bait pengantar Injil diambil dari Mazmur 117. Injil yang dibacakan pada malam Paskah ini mewartakan kebangkitan Tuhan. Bacaan Injil ini merupakan puncak dari liturgi sabda. Setelah Injil dibacakan, Imam akan memberikan homili.

C. Liturgi Babtis
Liturgi Babtis merupakan bagian ketiga dari perayaan Malam Paskah. Pada bagian ini kita merayakan perjalanan Yesus dan perjalanan kita sendiri. Perjalanan dibersihkannya kita dari dosa asal. Di Gereja-gereja yang memiliki bejana babtis, bagian ini akan terasa istimewa. Apalagi bila ada pada perayaan Malam Paskah itu dilakukan pembabtisan bagi katekumen yang sudah menjalani masa persiapan selama sekitar satu tahun.

Liturgi babtis diawali dengan pemberkatan air yang ada dalam bejana babtis. Setelah itu akan dinyanyikan Litani Para Kudus. Nama Santo dan Santa yang disertakan dalam Litani Para Kudus ini dapat disesuaikan dengan keperluan gereja setempat. Hal yang istimewa adalah bila pada perayaan Malam Paskah ada penerimaan Sakramen Babtis, nama Santo dan Santa yang digunakan oleh para calon babtis sebagai nama babtis sebaiknya disertakan saat menyanyikan Litani Para Kudus. Litani Para Kudus ini diikuti dengan pemberkatan air suci.

Pada bagian ini, lilin Paskah akan dicelupkan tiga kali ke dalam air yang diletakkan dalam bejana babtis. Pemberkatan air itu menjadi tanda pengudusan air suci karena telah dipersatukan dengan Yesus, Sang pemberi hidup baru. Air yang telah dicelupi lilin paskah ini nanti akan digunakan untuk keperluan penerimaan Sakramen Babtis pada perayaan Malam Paskah atau disimpan pada bejana babtis untuk keperluan penerimaan Sakramen Babtis pada kesempatan-kesempatan lain. Ada atau tidak ada calon babtis yang akan menerima Sakramen Babtis pada Perayaan Malam Paskah, air yang telah diberkati melalui pencelupan lilin Paskah tersebut akan direcikkan kepada umat yang hadir untuk mengingatkan kembali kehidupan baru yang telah diterima melalui babtis.

Pemberkatan air suci akan diikuti dengan penerimaan Sakramen Babtis pada calon Babtis. Upacara penerimaan Sakramen Babtis ini akan diikuti dengan pembaharuan janji babtis. Saat mengucapkan pembaharuan janji babtis ini, sekali lagi lilin yang dibawa umat dinyalakan menggunakan api yang berasal dari lilin Paskah. Pembaharuan janji babtis ini menjadi tanda kesiapsediaan kita untuk berbalik dari segala dosa kita dan kembali keoada Tuhan. Setelah mengucapkan pembaharuan janji babtis, umat akan direciki dengan air suci. Liturgi Babtis ini diakhiri dengan doa umat.

D. Liturgi Ekaristi
Liturgi Ekarist yang menjadi bagian akhir dari perayaan Malam Paskah merupakan puncak dari keseluruhan liturgi Paskah. Pada bagian ini kita merayakan kembali pengurbanan Yesus di kayu salib, hadirnya Kristus yang telah bangkit. Pemenuhan inisiasi umat Kristiani, dan penantian akan Paskah abadi. Perlu ditekankan agar bagian ini tidak dilakukan dengan tergesa-tergesa. Terutama bila pada perayaan Malam Paskah ada Upacara Babtis. Hal ini penting karena para babtisan baru itu untuk pertama kalinya mengikuti liturgi Ekaristi sebagai anggota penuh gereja.

Liturgi Ekaristi diawali dengan persembahan, yang dilanjutkan prefasi Paskah dan Doa Syukur Agung. Doa Syukur Agung ini sebaiknya dilagukan. Komuni yang dibagikan pada kesempatan Malam Paskah ini bila memungkinkan dapat diberikan dalam dua rupa, hosti dan anggur. Pada kesempatan ini pula, para babtisan baru akan menerima Sakramen Ekaristi pertama mereka.

Bagian akhir dari Liturgi Ekaristi Malam Paskah yang juga menutup keseluruhan rangkaian perayaan Malam Paskah adalah pemberian Berkat Meriah Paskah. Berkat meriah ini diberikan dengan cara dilagukan bersahut-sahutan antara Imam dan umat. Berkat meriah Paskah diakhiri dengan perutusan.
Dikarenakan pentingnya Malam Paskah ini, setiap petugas yang terlibat sangat diharapkan untuk berlatih terlebih dahulu. Imam yang memimpin perayaan Paskah ini juga diharapkan memiliki pemahaman mendalam tentang keseluruhan liturgi yang berlangsung pada perayaan ini.

MINGGU PASKAH

Minggu Paskah disebut juga Hari Raya Kebangkitan Tuhan. Hari ini adalah puncak peringatan liturgi Gereja Katolik. Hari Raya Kebangkitan Tuhan ini adalah hari raya dari segala hari raya. Hari itu menjadi hari yang amat istimewa karena Yesus telah bangkit dari kematian. Yesus telah mengalahkan dosa dan maut dengan kebangkitan-Nya. Melalui kebangkitan-Nya, Yesus mau menunjukkan bahwa Ia sungguh-sungguh Putera Allah dan memberi harapan pada kita tentang adanya kerajaan Surga. Hal yang membedakan perayaan Ekaristi pada hari ini dengan perayaan Ekaristi pada hari Minggu atau hari raya yang lain adalah digantinya seruan tobat dengan pemercikan air suci. Air suci yang digunakan untuk memerciki umat adalah air yang telah dikuduskan pada perayaan Malam Paskah. Air itu pula yang ditempatkan di pintu masuk gereja untuk digunakan umat menyucikan diri saat akan memasuki gereja.

Selain adanya pemercikan air suci, pada hari ini juga dilagukan Madah Paskah yang mewartakan kebangkitan Yesus. Madah Paskah ini dilagukan sebelum bait pengantar Injil.

Lilin Paskah yang telah dinyalakan dengan Api Baru pada perayaan Malam Paskah ditempatkan di posisi yang cukup tinggi dekat altar. Lilin Paskah ini dinyalakan sepanjang masa Paskah yang berlangsung selama 50 hari pada saat ibadat pagi atau sore atau bila ada perayaan Ekaristi. Bila masa Paskah telah berakhir, lilin Paskah ini tetap disimpan dan dinyalakan bila ada upacara penerimaan Sakramen Babtis. Lilin calon babtis akan dinyalakan menggunakan api dari lilin Paskah ini. Pada Upacara pemakaman, lilin Paskah sebaiknya dinyalakan di dekat peti sebagai tanda bahwa kematian juga merupakan suatu perjalanan bagi orang Kristiani. Lilin Paskah ini sebaiknya tidak ditempatkan atau dinyalakan di panti Imam pada masa di luar masa Paskah.

PENUTUP
Tiga hari Suci (Triduum) Paskah: Kamis Putih, Jumat Agung, Malam Paskah-yang diikuti dengan Hari Raya Kebangkitan Tuhan adalah saat-saat terpenting dalam tahun liturgi Gereja Katolik. Pada hari-hari itu kita diingatkan kembali bahwa Yesus bersedia mati untuk menebus dosa-dosa kita dan dibangkitkan. Karena itu, kematian bukan lagi akhir dari hidup kita melainkan awal dari kehidupan baru. Selamat Paskah, selamat menjalani kehidupan baru dalam Tuhan.


Sumber:
Circular Letter Concerning the Preparation and Celebration of the Easter Feast Congregation for Divine Worship
Bahan pengajaran Liturgi Triduum Komunitas Emmanuel
diketik ulang oleh Indonesian Papist

PAX ET BONUM


Puncak Liturgi Gereja Katolik - Tiga Hari Suci dan Minggu Paskah | Indonesian Papist http://www.indonesianpapist.com/2011/03/puncak-liturgi-gereja-katolik-tiga-hari.html#ixzz2NvHhJWSH
Pax et Bonum